
Arsip–Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun (kiri) berbincang bersama Wakil Wali Kota Chongqing Tan Jialing Cunrong sebelum membuka Forum Bisnis Indonesia-China di Chongqing, Jumat (21/5/2021). Forum tersebut digelar di sela-sela Pameran Dagang dan Investasi Internasional Kawasan China Barat (WCIFIT) yang diikuti 20 negara dan Indonesia menjadi negara peserta kehormatan. ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/rwa. (ANTARA FOTO/M. IRFAN ILMIE)
Pada periode Januari-Maret 2022, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan China sebesarĀ 190,79 juta dolar AS (Rp 2,9 triliun) atau berkurang 47,99 persen dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2021 sebesar 366,81 juta dolar AS ( Rp5,3 triliun).
Nilai impor Indonesia dari China selama periode tersebut mencapai 16,47 miliar dolar AS atau naik 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 12,67 miliar dolar AS.
Sementara nilai ekspor Indonesia ke China selama periode tersebut mencapai 16,28 miliar dolar AS atau tumbuh
sebesar 32,32 persen dibandingkan nilai total ekspor periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 12,31 miliar dolar AS.
Ada juga aluminium dan turunannya (69,66 persen), keramik (71,97 persen), bulu unggas olahan, bunga tiruan, barang dari rambut manusia (165,95 persen), dan serat tekstil nabati (70,09 persen).
Total nilai perdagangan Indonesia dan China pada triwulan I/2022 mencapai 32,76 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar
31,14 persen dibandingkan triwulan I/2021 yang hanya tercatat 24,98 miliar dolar AS.
Investasi China di Indonesia selama periode tersebut tercatat sebesar 1,4 miliar dolar AS atau naik 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
China menjadi negara investor asing terbesar ketiga di Indonesia setelah Singapura dan Hong Kong.